Senin, 18 Juni 2012

ISPU Oh ISPU


Kali ini bukan mau mengulas kuliner seperti biasanya :D Aku gatel sendiri sebenarnya kalau ga menuliskan ini. Ok, here we go..

Sebenarnya ini kejadian udah agak lama. Sekitar dua minggu yang lalu ketika aku pulang dari kantor yang berada di wilayah Jakarta Pusat. Jarum jam saat itu menunjukkan pukul 5 lewat seperempat sore, aku berpikir, enaknya jam segini pulang lewat mana yah? Berhubung aku adalah penikmat angkutan umum, harus pinter-pinter nyari celah, bis mana yang masih menyediakan bangku untuk penumpangnya :D Sukses aku memutuskan untuk mengambil jalur melewati daerah Pondok Indah.

Awalnya berjalan biasa-biasa saja. Macet itu sudah pasti. Nahan laper, iya :P Duduk dibis, alhamdulillah terlaksana :D. Lanjuut. Tapi saat bis jurusan Ciledug-Kp.Rambutan berhenti di perempatan lampu merah Pondok Indah, aku melihat sesuatu. Apa itu? Papan ISPU.
Papan ISPU apa yah? kalau aku tanya-tanya mbah gugel dan klik sana klik sini, ISPUitu adalah Indeks standar pencemaran udara. Gunanya buat apa? Katanya sih untuk mengukur kualitas udara yang ada di kota ini.


Papan ISPU. Maaf ya agak burem :D dok.pribadi
Siip. Tapi aku di sini bukan untuk membahas lebih jauh tentang ISPUnya, tapi lebih ke heran. Ada papan ISPU di situ? Sejak kapan? Ko ga pernah ngeliat? (ini akunya kayanya yang ga ngeliat :D) Hoalaaah, jelaslah ga keliatan, ketutupan tanaman yang lebih besar dari papan ISPUnya.

Terus aku perhatiin lagi, tapi ko papan ISPUnya mati yah? Setelah menyadari papan ISPUnya terlihat mati, aku mulai memanggil memoriku ke belakang. Kapan aku pernah liat papan ISPU ini nyala? Soalnya, waktu kecil aku ingat pernah melihat papan serupa tapi seperti mati juga. Penasaran, emang papan ISPU nyala kaya gimana yah ciri-cirinya?

Semakin banyak pertanyaan di otak, semakin aku penasaran dan menyayangkan. Kalau memang papan ISPU itu mati, sayang banget anggaran dan lahan yang sudah “dikorbankan” untuk dipancangi papan tersebut. Akan lebih enak buat taman aja plong biasa, terus anggarannya buat perluasan lapangan kerja. :D

Tapi kalau memang begitu bentuknya dan ternyata sebenarnya nyala. Kok ga pernah melihat papan ISPU ini dikontrol yah? Apa emang sudah terlupakan kah? atau memang hanya “pajangan”? Karena aku pernah nanya ke Angga tentang ISPU, dia sendiri juga kurang tahu. Nah loh. Jangan-jangan masih banyak orang yang tidak menyadari kehadiran ISPU ini. Soalnya aku juga baru ngeh lagi sekarang ini.

Padahal kalau ISPU ini benar-benar dikerjakan, bisa jadi bagus buat kita semua. Kasarnya, kita jadi tahu udara yang kita hirup ini bagus apa ga, bersih apa ga. Nah, kalau misalnya kurang bersih, kita kan jadi bisa lebih waspada. Soalnya di papan tersebut, keterangan udara yang kita hirup ini bersih sampai berbahaya terlihat.

Jangan lupa juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat secara bergiliran bagaimana “membaca” papan ISPU itu. Apalagi saat ini konsep go green lagi dikumandangkan. Kalau memang papan ISPU ini benar-benar berguna, sangat disayangkan kalau hanya dijadikan pajangan semata untuk memperindah jalanan. Karena aku yakin, masih banyak papan-papan ISPU lain di wilayah Jakarta selain di Pondok Indah.

Kembali lagi ke pertanyaan aku sebelumnya, ada yang pernah liat papan ISPU ini nyala ga? Atau yang tahu bagaimana cara kerjanya? :)

Makan Sambil Tarik-tarikan? Icip-icip Mie Tarik, Yuk!


Kembali berwisata kuliner sama Angga :D Tapi kali ini kita bernguliner bukan di Margonda melainkan bergeser ke Pusat Jakarta yaitu Grand Indonesia.

Kenapa bergeser ke Grand Indonesia? Hehehehe. Awalnya karena aku dapet tiket Nobar Snow White and The Huntsman bareng Cita Cinta dan Nivea di Blitz Megaplex, Grand Indonesia hari Sabtu 9 Juni 2012. Kalo ulasan tentang bagus apa ga filmnya, aku bilang bagus-bagus aj tapi endingnya kurang greget. :( Naaahh, ulasan lengkap filmnya ada disini. Aku belum ahli ngulas film. Billy jauh lebih hebat kalo udah ngulas film :)

Selesai nonton, tepatnya pukul 2 siang, kita udah mulai kelaperan. Walau udah makan popcorn, tetep aja masih laper. Muter-muter ke sana kemari, bingung. Kok ga ada yang aku ngenalin di sini? Waaah, alamat makan apa ini? Berdiskusi ma Angga, udah siap2 kalo tau2 kita harus “menguras kantong lebih dalam” untuk makan di sini. Naik turun eskalator, celingak-celinguk, akhirnya kita mendapatkan pencerahan! *Terima kasih Ya Allah

Di lantai 3, Sky Bridge Food Louver, mataku tertuju pada satu counter yang bertuliskan Mie Tarik Laiker. Asiikk. Setengah berteriak aku bilang ma Angga, “Ada laiker! kita makan disitu aja yuk!”. Angga pun mangut2 setuju.

Mie Tarik Laiker Grand Indonesia. Sumber : southfeastasia.com

Langsuung tariik ke  mbak-mbak kasirnyah, bagi-bagi tugas sama Angga. Dia nyari tempat buat makan, aku yang mesen makan. Kita pesen Mie Tarik Saus Krim Italy, Mie tarik kombinasi ala Thai, Es Blackcurrant, dan es teh tarik.

Pelayanan kasirnya tanggap, cepat dan ramah. Ga pelit info. Saat menunggu pesanan datang, kita bisa sekalian melihat “pertunjukan” mie tarik dibuat oleh salah satu chef di situ. Hiburan buat yang nunggu pesanannya datang. Ga sampai 1 menit, pesanan pun tiba. Senang rasanya hatiku. pelayanannya bisa dikatakan cepet bgt! Ambil sambal minyak sesendok, ambil saus sambal, nambah bawang daun :D dan yang paling kita suka di sini adalah kalo nambah bawang daunnya gratis! hehehehe

Duduk ditempat yang udah di take-in sama Angga, kita pun siap mencicipi!

Mie tarik saus krim italy (Rp 28.000,-)  pesenanku itu udah jadi menu wajib aku kalau mau makan disini. Udah jatuh cinta sama cita rasanya yang creamy, gurih, dengan paduan mie tariknya. Ditopingi sosis sapi yang enak dan udang yang udah dikuliti. Hmmm, full bgt rasanya dimulut! Creamynya pas, gurihnya pas, enaknya nampole! Ditambah dengan sensasi pedas sambel minyak. TOP bener dah! Bahkan aku yang kalau makan selada angin-anginan, kalau yang ini pasti dimakan. Saus krimnya ga pelit menurutku :D sampai suapan terakhir, krimnya masih ada.

Mie tarik saus krim italy. Ada udang sama Sosisnya. My Favorite! Dok. pribadi

Naah, kalau mie tarik kombinasi ala Thai (Rp31.000,-) pesenan Angga, icip2 3 sendok, rasanya ga kalah enak loh. Buat kamu yang suka manis, bisa nyoba pesen mie tarik versi ini di Laiker. Ada toping dada ayam yang dibumbui dan udang. Ayamnya bukan ayam yang pucat gtu ya tapi yang berwarna kecoklatan dipanggang.


Mie Tarik Kombinasi Ala Thai. Dok.pribadi
Kalau mau makan mie tarik Laiker, pastiin kamu dalam keadaan laper bgt yah. Soalnya kalau laper aja bakalan kekenyangan. Nah kalau laper bgt baru pas. :D Mengapa oh mengapa? Karena porsi mie tarik ini keliatannya kecil tapi sebenarnya buanyak bgt! Pas bgt buat yang perutnya bisa nampung makan banyak. Hihihi. Kalau kamu adalah orang yang ga kuat makan banyak, mending pesen dulu satu buat dimakan berdua. Daripada ga abis, sayang. Masih banyak saudara-saudara kita yang ga bisa makan :(

Naaah, saran aku yang mau makan di Mie Tarik Laiker, jangan lupa bubuhi mie tarik kamu dengan sambel minyaknya. Sambel ini ga pedes ko tapi bikin rasa mie tariknya lebih keluar. Kalau pengen pedes, tambahin aja saus sambel yang udah disediain, jangan nambahin takaran saus minyaknya kalau kamu ga suka makan makanan yang terlau berminyak. :)

Udah kenyang dengan makanannya, minumlah aku es teh tarik (Rp8.000,-) dan Angga es blackcurrant (Rp 7.000). Rasanya? Mie tariknya segerr. Susunya kerasa, tehnya juga kerasa. Balance rasanya :). Kalau blackcurrantnya? Enak juga. Rasa blackcurrantnya kerasa bgt. Menyegarkan dan manis. :)

Blackcurrant dan Teh Tarik. Dok.Pribadi *baru nyadar ngambil gambarnya ga proporsional. udah keburu laper :D
Selain mie tarik saus krim italy dan mie tarik kombinasi ala thai, masih banyak lagi jenis mie tarik yang bisa dicoba yang tak kalah enaknya. Range harga untuk mie tarik itu sendiri mulai dari Rp 27.000,- sampai Rp 32.000,-. Kalau minuman, mereka juga menyajikan lemon tea, air mineral, serta aneka jus. Harga yang dibanderol untuk minuman mulai dari Rp 5.000,- sampai Rp 15.000,-.

Untuk pelayanan, aku cukup puas sama mereka ini. Cepet bgt soalnya, kasih ponten 8 dari skala 10. Kalau segi rasa, enaaakkk! Diberi nilai 8.80 dari skala 10 :D Selain enak, porsinya juga banyak, sesuai dengan harganya. Masalah suasana itu lain lagi nilainya. Hehehe. Karena Mie Tarik Laiker posisinya ada di sejenis food court pasti rame, tapi ramenya ga kebangetan dan tempatnya bersih serta cukup nyaman. Selain di Grand Indonesia, Mie Tarik Laiker juga bisa kita jumpai di Area 51 Pondok Indah Mall. Udah ke kedua tempat ini, rasanya ga berbeda. Sama-sama enak :)

Tempat makan ini aku rekomendasiin untuk makan siang bareng keluarga, teman, atau pacar setelah lelah seharian cuci mata di mall tersebut :P. Menu rekomendasi aku di Mie Tarik Laiker tak lain dan tak bukan adalah Mie Tarik Saus Krim Italy :D Tapi kalau kamu mau nyoba menu lain, ga masalah ko ;) tetep yumyum.

Jumat, 08 Juni 2012

Fusion Sushi. Inilah Sushi Masa Kini


Kembali lagi berwisata kuliner di Margonda, Depok bersama Angga :D

Kemaren, pulang dari melawat di daerah Rempoa, aku dan Angga berpikir, mau wisata kuliner apa hari ini? Mencari yang enak, mengenyangkan serta ga nguras kantong pastinya. Angga bilang lagi pengen makan sushi. Ok deh, setelah berpikir keras dan mengingat-ingat referensi wisata kuliner di daerah Margonda, sampailah pada keputusan untuk makan siang di Sushi Nest!

Sesampai di Sushi Nest yang posisinya ada di sebelah Depot Soto Gebrak sebelum gapura “Selamat Datang di Kota Depok”, kita cukup excited karena dari jaman kuliah pengen makan Sushi Nest baru kesampean sekarang ;)
Sushi Nest. Sumber : id.openrice.com
Kalau ditanya gampang atau tidak dikenalinya, bisa dibilang susah. Karena plang Sushi Nest, ketutupan sama plang-plang yang ada di sebelahnya. Tapi Sushi Nest ini terbantu dengan adanya plang Depot Soto Gebrak yang gede bgt! Setidaknya orang ada nengok ke depot soto gebrak terus bilang lagi “oh, di sebelah soto ada tempat makan sushi yah?”

Lanjuut. Sushi Nest nya ini didominasi warna hijau. Ada icon kepala orang Jepang. :D Disainnya lebih minimalis. Masuk ke Sushi Nest, dinding tempat makan ini ditempeliwallpaper huruf Jepang, wanita Jepang, pokoknya all about jepang! Material kursi dan meja yang digunakan terbuat dari kayu, sehingga tidak terdengar bunyi bising saat menggeser meja atau kursinya. Konsep tempat makan sushi ini, seperti resto sushi pada umumnya, open kitchen.

Setelah puas lihat-lihat interior dari Sushi Nest ini, kita diberi menu oleh pelayan berjilbab. Pelayanan cukup ramah dan murah senyum. Buka buku menu, langsung pilih menu wajib buat kita, Salmon Nigiri! :D Buka halaman selanjutnya mulai bingung dan baru nyadar, Sushi Nest ternyata “bermain” dalam Fusion Sushi. Artinya bukan lagi sushi klasik yang disuguhkan tapi sushi inovatif yang memanjakan lidah sushi lover.

Akhirnya kita memesan Salmon Nigiri, Sushinest Special Roll, Idako Roll, Salmon Spicy Roll, dan California Roll. 4 dari 5 menu yang kita pesan itu adalah jenis fusion sushi. Selain aneka jenis sushi, di Sushi Nest ini juga  menyuguhkan Mentai sushi, Don, Ramen, Rice, dan Age. Apa itu Don? kalau tidak salah, Don itu  berbagai macam jenis sushi yang di mix. kalau Ramen pasti sudah banyak yang tahu, itu adalah mie Jepang. Kalo rice yang ada di Sushi Nest ini sebanarnya bahasa Indonesia nya adalah nasi goreng :D. Kemudian ada Age. Nah Age ini aku juga masih bingung jadi belum bisa menjelaskan secara gamblang :D

Salmon Nigiri. Menu wajib dimanapun makan sushi :D Dok.pribadi

Harga sushi dan makanan lainnya yang ada di sini berkisar Rp8000,- sampai Rp 40.000,-.  Minuman di Sushi Nest ini standar, Ocha yang bisa di refill dipatok dengan harga Rp7.000, air mineral, dan soda. Sushi nest juga menyuguhkan pudding dan es krim yang berbentuk ikan, Rp 15.000,-, tapi aku ga mesen es krim, soalnya lagi pilek :(

Setelah menunggu 10 menit, makanan kita satu persatu datang. Yang datang pertama kali adalah Salmon Nigiri (Rp 10.000,-) Rasa? Enak. :D Kemudian yang kedua adalah Salmon Spicy Roll. Pertama liat, mayo nya banyak bgt dan dilihat dari tampilannya, sushi ini dilapisi oleh salmon yang digoreng bagian luarnya sampai garing. Rasanya? Enak bgt! garing diluar dan melted didalem mulut karena ada perpaduan spicy mayo nya itu. Ga pake kecap asinnya juga udah enak bgt.




Salmon Spicy Roll Dok.pribadi
Menu ketiga yang muncul adalah Idako Roll (Rp 25.000,-). Ini adalah fusion sushi yang menggunakan baby octopus. Penasaran sama rasanya? Juaraa! Aku paling suka sama sushi ini, ada rasa baby octopus dan segar dari timunnya nyatu bareng mayo nya. TOP!



Idako Roll. Dok. Pribadi

Lanjuut menu keempat yaitu Sushinest Special Roll(Rp 36.000,-). Ini fusion sushi salmon yang dibaked. Ada saus teriyaki campur mayo di piringnya. Rasanya? Makin Uenak. Makin nendang dengan paduan mayo dan saus teriyaki yang menggugah selera.

Sushinest Special Roll Dok.pribadi
Menu terakhirr yaitu California Roll (kalo ga salah harganya Rp 20.000,- Lupa :D) Ini adalah crab stick, mayo, saus teriyakinya. Rasa masih enaak duun tapi udah kekenyangan bgt pas tahap ini.

California Roll
Dari sushi yang kita pilih secara random, rasa enak bgt dan ngenyangin. Sushi Nest sudah tidak bisa lagi dibandingkan sengan Sushi Tei karena suguhan dan “bermain” nya yang berbeda jenis. Sensasi yang ditawarkan pun berbeda. Aku kasih nilai untuk tampilan fusion sushi 8 dari skala 10 dan rasa aku kasih nilai 8,5 dari skala 10. TOP!

Tempat parkir di sini ada walau kecil dan pada jam-jam tertentu kita harus rela memarkir kendaraan di pinggir jalan karena selain kecil tadi, lahan parkir ini “bentrokan” dengan Soto Gebrak dan SS. Pelayanan di Sushi Nest bisa dikatakan cukup memuaskan dan diberi nilai 7.5 dari skala 10. Tempat bisa rekomendasi buat nongkrong dan makan-makan bareng keluarga, teman, atau pacar.